Tahang
begitulah nama bapak yang kesehariannya bekerja sebagai petani,
peternak dan pembuat gula merah. Ayah dari 3 anak dari seorang
istri ini tinggal di sebuah desa bernama Batumila. Setiap hari pak
Tahang lalui penuh dengan perjuangan untuk dapat menyekolahkan
anak-anaknya. Beliau mesti memanjat pohon aren untuk mengambil getahnya
kemudian membawa tuak manis itu ke gubuk tempat pembuatan gula merah di
dusun Langga Tallu Desa Karrang.
Pak Tahang menuturkan untuk membuat gula
merah sebanyak 20 kilogram itu membutuhkan sebanyak 100 liter getah
aren atau biasa kita sebut dengan tuak manis yang disadap dari pohon
dengan ketinggian rata-rata diatas 5 meter sebanyak dua kali setiap pagi
dan sore hari. Setelah mendapatkan getah aren, air yang berwarna keruh
berasa manis itu kemudian dimasak di atas kuali dengan kayu bakar.
Proses itu membutuhkan 7 jam untuk mendapatkan kekentalan. Setelah
kental dan dirasa sudah matang, maka gula tersebut diangkat mengunakan
gayung untuk dimasukkan ke dalam cetakan.
Gula merah menjadi penghasilan tambahan
bagi sebagian masyarakat Enrekang di bagian selatan. Selain berkebun dan
berternak mereka cekatan mengubah tuak manis menjadi gula merah, dimana
hasil penjualan gula merah ini cukup mampu memenuhi kebutuhan
sehari-hari keluarga kecil Bapak Tahang.
Perjuangan
seperti ini jugalah yang tanpa disengaja telah membentuk dirinya
menjadi seorang yang tegar dan pantang menyerah dalam menjalani hidup.
Semangat dari Bapak Tahang yang patut kita jadikan teladan dalam
menjalani kehidupan….
Sumber : http://www.enrekangkab.go.id/news/127/
0 komentar:
Posting Komentar