PAK TAHANG dan GULA MERAH

Rabu, 28 Juni 2017

Tahang begitulah nama bapak yang kesehariannya bekerja sebagai petani, peternak dan pembuat gula merah. Ayah dari 3 anak dari seorang istri ini tinggal di sebuah desa bernama Batumila. Setiap hari pak Tahang lalui penuh dengan perjuangan untuk dapat menyekolahkan anak-anaknya. Beliau mesti memanjat pohon aren untuk mengambil getahnya kemudian membawa tuak manis itu ke gubuk tempat pembuatan gula merah di dusun Langga Tallu Desa Karrang.
Pak Tahang menuturkan untuk membuat gula merah sebanyak 20 kilogram itu membutuhkan sebanyak 100 liter getah aren atau biasa kita sebut dengan tuak manis yang disadap dari pohon dengan ketinggian rata-rata diatas 5 meter sebanyak dua kali setiap pagi dan sore hari. Setelah mendapatkan getah aren, air yang berwarna keruh berasa manis itu kemudian dimasak di atas kuali dengan kayu bakar. Proses itu membutuhkan 7 jam untuk mendapatkan kekentalan. Setelah kental dan dirasa sudah matang, maka gula tersebut diangkat mengunakan gayung untuk dimasukkan ke dalam cetakan.
 
Gula merah menjadi penghasilan tambahan bagi sebagian masyarakat Enrekang di bagian selatan. Selain berkebun dan berternak mereka cekatan mengubah tuak manis menjadi gula merah, dimana hasil penjualan gula merah ini cukup mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga kecil Bapak Tahang.

  

Perjuangan seperti ini jugalah yang tanpa disengaja telah membentuk dirinya menjadi seorang yang tegar dan pantang menyerah dalam menjalani hidup. Semangat dari Bapak Tahang yang patut kita jadikan teladan dalam menjalani kehidupan….

Sumber :  http://www.enrekangkab.go.id/news/127/

0 komentar:

Posting Komentar

Recent Post